ASAM KARBOKSILAT DAN ESTER
I. Dasar Teori
Suatu ester asam
karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus –CO2R dengan R
dapat berbentuk alkil maupun aril. Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi
langsung antara suatu asam karboksilat dengan suatu alcohol, suatu reaksi yang
disebut reaksi esterifikasi. Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan
reaksi reversible. Ester adalah senyawa karbon yang mengandung gugus fungsi
–COO- yang terikat pada dua gugus alkil, R dan R’. Ester yang dianggap berasal
dari senyawa alkana yang disebut dengan alkanoat. Rumus umum dari alkil
alkanoat dinyatakan sebagai : CnH2nO.
Reaksi esterifikasi
sebenarnya merupakan reaksi kesetimbangan. Untuk memperoleh rendemen tinggi
dari ester itu, kesetimbangan harus digeser kea rah sisi ester. Suatu teknik
untuk mencapai ini adalah menggunakan salah satu zat pereaksi yang murah secara
berlebihan. Teknik lain adalah membuang salah satu produk dari dalam campuran
reaksi (misalnya dengan destilasi air secara azeotrop).
Esterifikasi merupakan
suatu reaksi ionik, yang mana gabungan dari reaksi adisi dan reaksi penataan
ulang eliminasi.
Variable yang berpengaruh adalah :
1. Suhu
Hal ini dikarenakan sifat dari reaksi yang
eksotermis dan suhu dapat mempengaruhi harga konstanta kecepatan reaksi
2. Perbandingan zat pereaksi
Dikarenakan sifatnya reversible maka salah satu
pereaktan harus dibuat berlebih agar optimal dalam pembentukan produk ester
yang ingin dihasilkan
3. Pencampuran
Dengan adanya pengadukan saat pencampuran maka
moleku-molekul pereaktan mengalami
tumbukan yang lebih sering sehingga reaksi dapat berjalan lebih optimal
4. Katalis
Sifat
esterifikasi yang lambat membutuhkan katalis agar berjalan lebih cepat
5.Waktu reaksi
Jika waktu saat reaksi lebih lama maka kesempatan
molekul-molekul untuk bertumbukan semakin lebih sering. Suatu asam karboksilat
adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus karboksil –COOH. Gugus
karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil antar aksi dari
kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik dan untuk asam
karboksilat (Fessenden,1994).
Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh
asam karboksilat adalah :
1. Reaksi pembentukan garam
Garam organik yang membentuk dan memiliki sifat
fisik dari garam anorganik padatannya, NaCl dan KNO3 adalah garam
organik yang meleleh pada temperatur tinggi, larut dalam air dan tidak berbau,
reaksi yang terjadi adalah :
HCOOH + Na+ → HCOONa + H2O
2. Reaksi esterifikasi
Ester asam karboksilat ialah
senyawa yang mengandung gugus –COOR dengan R dapat berbentuk alkil. Ester dapat
dibentuk akibat reaksi langsung antara asam karboksilat dengan alkohol. Secara
umum reaksinya adalah :
RCOOH + R’OH → RCOOR + H2O
3. Reaksi oksidasi
Reaksi terjadi pada pembakaran atau
oleh reagen yang sangat kokoh dan kuat seperti asam sulfat, CrO3,
panas. Gugus asam karboksilat teroksidasi sangat lambat.
4. Pembentukan asam
karboksilat
Beberapa cara pembentukan asam
karboksilat dengan jalan sintesa dapat dikelompokan
dalam 3 cara, yaitu reaksi hidrolisis turunan asam karboksilat, reaksi
oksidasi, reaksi grignat.
II. Tujuan
1) Mengidentifikasi senyawa asam karboksilat dan ester
2) Mengetahui reaksi-reaksi gugus asam karboksilat dalam suatu
senyawa
III. Metodologi
A. Alat dan Bahan
Dalam percobaan ini digunakan
alat-alat, yaitu tabung reaksi, Erlenmeyer, penangas air, kertas lakmus, dan
pipet tetes. Serta bahan-bahan yang digunakan adalah asam asetat, NaOH 2 M dan
6 M, ETOH, asam salisilat, metal salisilat, asam benzoat, HCl 3 M dan 6 M,
isoamil alkohol, MeOH, H2SO4, dan aquades.
B. Cara Kerja
a) Asam karboksilat dan garamnya
Mula-mula 2 mL aquades dimasukan ke
dalam tabung reaksi pertama. Kemudian ditambahkan 10 tetes CH3COOH.
Setelah itu dicium baunya dan dicatat pH nya. Lalu tabung reaksi kedua
ditambahkan campuran CH3COOH dengan NaOH 2 M. Dikocok dan diamati
baud an pH nya, serta dibandingkan hasil sebelumnya. Dan pada tabung reaksi
ketiga ditambahkan campuran CH3COOH dengan HCl 3 M hingga asam.
Kemudian diamati baunya, dibandingkan dengan uji sebelumnya.
Percobaan kedua untuk asam
karboksilat dan garamnya, mula-mula ditimbang 0,1 gram asam benzoat. Kemudian
dimasukan ke dalam tabung reaksi yang selanjutnya ditambahkan dengan 2 mL
aquades. Lalu diamati bau dan kelarutannya. Pada tabung kedua, asam benzoat
ditambahkan dengan 1 mL NaOH 2 M. Digoyangkan dan diamati reaksi yang terjadi.
Selanjutnya pada tabung ketiga yang berisi 0,1 gram asam benzoate ditambahkan
dengan HCl 3 M sampai asam. Lalu diamati baunya.
b) Esterifikasi
Disiapkan tiga tabung reaksi. Pada
tabung pertama, dimasukan campuran asam asetat dan etanol yang masing-masing
sebanyak 10 tetes. Tabung reaksi kedua, dimasukan campuran asam asetat dan
butanol masing-masing 10 tetes. Dan tabung reaksi ketiga ditambahkan campuran
asam salisilat dan methanol masing-masing sebanyak 10 tetes. Setelah itu, pada
tiap tabung reaksi tersebut ditambahkan dengan H2SO4
sebanyak 5 tetes. Kemudian digoyangkan. Lalu dipanaskan selama 15 menit pada
suhu 60oC. Didinginkan dan ditambahkan 2 mL aquades. Serta dicatat
baunya.
c) Saponifikasi
Mula-mula dimasukan 10 tetes metal
salisilat ke dalam tabung reaksi. Lalu ditambahkan dengan NaOH 6 Msebanyak 5
mL. selanjutnya dipanaskan pada air mendidih selama 30 menit. Diamati yang
terjadi pada lapisan ester. Kemudian didinginkan di dalam air dingin. Diamati
bau yang terjadi pada ester. Setelah itu, ditambahkan dengan HCl 6 M sebanyak 1
mL pada tiap penambahan sampai asam. Diuji menggunakan kertas lakmus. Dan
diamati reaksinya, serta ditentukan senyawanya.
IV. Hasil Pengamatan dan
Pembahasan
a) Asam karboksilat dan garamnya
Larutan Uji
|
Reaksi
|
pH
|
CH3COOH
+ 2 mL aquades
|
Bau asam cuka
|
2
|
CH3COOH
+ NaOH 2 M
|
Tidak ada bau
|
13
|
CH3COOH
+ HCl 3 M
|
Tidak ada bau,
lakmus biru menjadi merah
|
2
|
Asam benzoat + Aquades
|
Tidak ada bau dan
tidak larut
|
-
|
Asam benzoate +
NaOH 2 M
|
Tidak ada bau,
larut
|
-
|
Asam benzoate +
HCl 3 M
|
Bau asam
|
1
|
b) Esterifikasi
Larutan Uji
|
Reaksi
|
Tabung reaksi
pertama
|
Bau tidak
terlalu menyengat
|
Tabung reaksi
kedua
|
Bau ester
menyengat
|
Tabung reaksi
ketiga
|
Bau tidak
menyengat
|
c) Saponifikasi
Lapisan Ester
|
Bau Ester
|
Uji Kertas
Lakmus
|
Senyawa yang
Terbentuk
|
Larutan kuning,
↓ putih
|
Bau metal
salisilat
|
Lakmus biru
berubah menjadi merah
|
Garam
Karboksilat
|
V. Reaksi
v Reaksi Asam Karboksilat
v Reaksi Esterifikasi
1) Asetil
asetat
2) Butil asetat
v Saponifikasi
CH3COOCH3+ H2O⎯H2SO4→ CH3COOH + CH3OH
Asam
alkanoat (atau asam karboksilat) adalah golongan asam organik alifatik yang
memiliki gugus karboksil (biasa dilambangkan dengan -COOH). Semua asam alkanoat
adalah asam lemah. Dalam pelarut air, sebagian molekulnya terionisasi dengan
melepas atom hidrogen menjadi ion H+. Turunan dari asam karboksilat
adalah ester. Yang dapat di buat melalui reaksi esterifikasi. Dengan prinsip
penambahan katalis Asam. Tujuan dari praktikum ini salah satunya dalah
mengidentifikasi senyawa asam karboksilat dan ester.
Pada
percobaan ini, sampel pertama pada tabung reaksi pertama yang digunakan adalah
CH3COOH. Ketika CH3COOH ditambahkan dengan 2 mL aquades, tercium
bau asam cuka pada pH 2. Pada tabung reaksi kedua, CH3COOH di campur
dengan NaOH 2 M tidak ada bau pada pH 13. NaOH digunakan berfungsi untuk
membasakan larutan CH3COOH. Pada tabung reaksi ketiga, CH3COOH
dicampur dengan HCl 3 M tidak
menimbulkan bau dan saat diuji dengan kertas lakmus terjadi perubahan warna
lakmus biru menjadi merah pada pH 2. HCl berfungsi untuk mengasamkan kembali
larutan tersebut. Kemudian sampel kedua menggunakan 0,1 gram asam benzoat.
Tabung reaksi pertama, asam benzoate dicampurkan dengan 2 mL aquades tidak
menimbulkan bau dan tidak terjadi kelarutan. Pada tabung reaksi kedua, asam
benzoate ditambahkan dengan NaOH 2 M terjadi kelarutan dan menimbulkan bau.
Pada tabung reaksi ketiga, asam benzoate ditambahkan dengan HCl 3 M menimbulkan
bau asam pada pH 1.
Percobaan berikutnya, yaitu esterifikasi. Pada percobaan ini
dibagi kedalam tiga tabung reaksi. Tabung reaksi pertama berisikan campuran
asam asetat dengan etanol menghasilkan bau yang tidak terlalu menyengat.
Kemudian tabung reaksi kedua berisikan campuran asam asetat dengan butanol
menghasilkan bau ester yang menyengat. Dan pada tabung reaksi ketiga berisikan
campuran asam salisilat dengan metanol terjadi bau yang tidak menyengat. Dalam
percobaan ini, asam asetat dan asam salisilat direaksikan dengan alkohol
menghasilkan larutan bening homogen. Kemudian ditambahkan H2SO4 ke
dalam larutan tersebut. Penambahan asam sulfat ini berfungsi sebagai katalis
asam dan juga berfungsi sebagai sumber proton untuk terjadinya protonasi
terhadap atom oksigen pada gugus karbonil. Dalam mereaksikannya proses pembutan ester dalam reaksi
esterifikasi berlangsung lambat dan dapat balik (reversible). Ester suatu senyawa
organik yang
terbentuk melalui penggantian satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus hidroksil dengan suatu gugus organik (biasa dilambangkan
dengan R'). Persamaan
reaksi antara sebuah asam RCOOH dengan sebuah alkohol R’OH (dimana R danR’bisa
sama atau beda) adalah sebagai berikut:
RCOOH +
R’OH → RCOOR + H2O
Pada
Etanol reaksi yang terjadi adalah
H2SO4
C2H5OH + CH3COOH
Katalis ----> CH3COOCH3CH2 +
H2O
Reaksi
ini menggunkan metode reaksi Fischer karena menggunakan katalis asam sulfat
pekat, reaksi
esterifikasi ini pun merupakan reaksi yang tergolong eksoterm, karena
menghasilkan panas yang bersumber dari asam pekat H2SO4 .
Pada percobaan ini dipakai suhu optimum dalam pembuatan ester , yaitu pada suhu 60oC
guna untuk menggeser kesetimbangan ke arah ester).
Reaksi yang terjadi pada etanol ataupun butanol dengan asam asetat adalah
menghasilkan bau menyengat seperti bau balon. Bedanya pada bau
Etanol, sedikit masih tercium bau asetat (menyengat) yang dihasilkan dari asam
asetat, hal ini dapat terjadi karena , reaksinya yang berlangsung lambat
dan dapat balik (reversible), maka kemungkinan ester yang terbentuk pun tidak
banyak. Sehingga
bau khas ester sering kali tertutupi oleh bau asam asetat. Sedangkan pada butanol, bau ester
lebih terasa. Pada Butanol reaksi yang terjadi adalah :
H2SO4
C4H9OH + CH3COOH
Katalis ----> CH3COOC4H9 +
H2O
Dan percobaan terkhir adalah saponifikasi. Pada
percobaan saponifikasi ini menggunakan campuran metil salisilat dengan NaOH 6 M
yang dilakukan pemanas dalam air mendidih selama 30 menit dan menghasilkan
endapan putih. Saat didinginkan, menimbulkan bau metil salisilat. Dan terjadi
perubahan warna kertas lakmus dari biru menjadi merah ketika ditambahkan dengan
HCl 6 M.
Ester dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam atau basa.
Hidrolisis ester disebut juga reaksi penyabunan. Hidrolisis ester tiada lain
adalah mengubah ester menjadi alkohol dan garam yang berasal dari turunannya. Proses hidrolisis berlangsung sempurna
jika dididihkan dengan pelarut basa, seperti NaOH. Reaksi penyabunan bukan merupakan
reaksi kesetimbangan sebagaimana pada esterifikasi sebab pada akhir reaksi, ion
alkoksida mengikat proton dari asam karboksilat dan terbentuk alkohol yang
tidak membentuk kesetimbangan.
CH3COOCH3+ H2O⎯H2SO4→ CH3COOH + CH3OH
VI. Kesimpulan
1)
Asam karboksilat terbentuk melalui
reaksi saponifikasi membentuk senyawa garam karboksilat
2)
Ester terbentuk antara asam
karboksilat dan alkohol
VII. Daftar Pustaka
Fessenden dan Fessenden. 1994. Kimia Organik Jilid I
Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.
Fessenden dan Fessenden. 1994. Kimia Organik Jilid II
Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Erik Tampubolon. 2013. Kimia
Organik 2 dalam
Desember 2013 jam 15.00.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar