LAPORAN PRAKTIKUM
UJI KELARUTAN SENYAWA ORGANIK
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
ANISA WINARNI
FITRIANINGSIH
PANJI MULYOTOMO
RAHMA DINA SAFITRI
WINDI AZIZAH FITRI
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Kata
organik merupakan istilah yang digunakan pada awal perkembangan ilmu kimia yang
ditandai dengan adanya pengelompokan senyawa-senyawa kimia menjadi dua golongan
besar, yaitu senyawa organik dan senyawa anorganik. Senyawa organik yang
merupakan satu golongan besar senyawa yang dikaji secara khusus dalam kimia
organik, banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu senyawa
organik adalah hidrokarbon. Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia
yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida
karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Banyak di
antara senyawaan organik, seperti protein, lemak, dan karbohidrat, merupakan
komponen penting dalam biokimia. Di antara beberapa golongan senyawaan organik
adalah senyawa alifatik, rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinya;
hidrokarbon aromatik, senyawaan yang mengandung paling tidak satu cincin
benzena; senyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom nonkarbon dalam struktur
cincinnya; dan polimer, molekul rantai panjang gugus berulang. Pembeda antara
kimia organik dan anorganik adalah ada/tidaknya ikatan karbon-hidrogen.
Sehingga, asam karbonat termasuk anorganik, sedangkan asam format, asam lemak
pertama, organik. Nama “organik” merujuk pada sejarahnya, pada abad ke-19, yang
dipercaya bahwa senyawa organik hanya bisa dibuat/disintesis dalam tubuh
organisme melalui vis vitalis – life-force.
Senyawa
organik biasa disebut pula sebagai senyawa karbon, yaitu senyawa yang mengandung
unsur karbon (kecuali oksida karbon, senyawa karbonat dan sianida). Senyawa
inilah yang membentuk tubuh makhluk hidup (organisme) oleh sebab itu biasa
disebut senyawa organik. Senyawa organik ini menjadi topik tersendiri selain
karena ia sangat dekat dengan kehidupan juga karena memiliki variasi yang
beragam. Yang membuat senyawa karbon begitu beragam adalah karena sifat
istimewa dari unsur karbon, yaitu: Unsur karbon adalah unsur golongan IV A
sehingga ia mempunyai empat elektron valensi yang mampu berikatan dengan unsur
non logam lainnya.
Hidrokarbon
adalah senyawa organik yang hanya terdiri dari atom karbon dan atom hidrogen.
Golongan senyawa ini amat penting peranannya dalam abad teknologi ini. Karena
begitu banyak produk yang dapat diturunkannya. Dua sumber utama hidrokarbon
adalah minyak bumi dan gas alam serta batu bara. Minyak bumi adalah campuran
senyawa yang kompleks terutama dari hidrokarbon alifatik, hidrokarbon aromatik
terutama diperoleh dari batubara. Dalam senyawa hidrokarbon juga terdapat gugus
fungsi. Masing-masing gugus fungsi dapat mempengaruhi sifat fisika dan kimia
senyawa hidrokarbon tersebut.
B.
Tujuan percobaan
Dapat mengetahui tingkat
kelarutan beberapa sentawa organic beserta reaksi -reaksinya
C.
Rumusan
masalah
1.
Bagaimana
kelarutan seyawa – senyawa organic
2.
Apa
reaks yang terjadi saat proses pelarutan
3.
Mengapa
reaks tersebut dapat terjadi
D.
Waktu
dan tempat percobaan
Pukul 10.00 WIB di Pusat
Laboratorium Terpadu (PLT) Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah
Jakarta
II.
DASAR
TEORI
Hidrokarbon adalah senyawa organik yang
molekulnya tersusun dari atom-atom karbon dan hidrogen. Ada tiga golongan
senyawa yang termasuk hidrokarbon, yaitu hidrokarbon alifatik (alkana, alkena
dan alkuna), hidrokarbon alisiklik (silkloalkana dan siklohalkena) dan
hidrokarbon aromatik (benzena dan turunannya). Gugus fungsional adalah kelompok
gugus khusus pada atom dalam molekul, yang berperan dalam memberi karakteristik
reaksi kimia pada molekul tersebut. Senyawa yang bergugus fungsional sama
memiliki reaksi kimia yang sama atau mirip. Kita mulai dengan klasifikasi
hidrokarbon yang merupakan senyawa yang hanya tersusun oleh karbon dan
hidrogen. Sedangkan senyawa karbon lainnya dapat dipandang sebagai turunan dari
hidrokarbon. Hidrokarbon masih dapat dibagi menjadi dua kelompok utama:
hidrokarbon alifatik, termasuk di dalamnya adalah yang berantai lurus, yang
berantai cabang, dan rantai melingkar, dan kelompok kedua, hidrokarbon aromatik
yang mengandung cincin atom karbon yang sangat stabil.
Hidrokarbon alifatik masih dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan kelipatan ikatan karbon-karbon; hidrokarbon jenuh yang mengandung ikatan tunggal karbon-karbon; dan hidrokarbon tak jenuh yang mengandung paling sedikit satu ikatan rangkap dua karbon-karbon atau ikatan rangkap tiga.
Hidrokarbon alifatik masih dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan kelipatan ikatan karbon-karbon; hidrokarbon jenuh yang mengandung ikatan tunggal karbon-karbon; dan hidrokarbon tak jenuh yang mengandung paling sedikit satu ikatan rangkap dua karbon-karbon atau ikatan rangkap tiga.
Gugus-gugus fungsi senyawa organic yang umum
1.
Gugus OH ( hidroksil) , gugus ini terdapat pada alkohol dan fenol
2. Gugus C = O ( karbonil),
terdapat pada golongan aldehida dan keton.
3. Gugus: COOH
(Karboksil), gugus merupakan kombinasi antara gugus –C=O
(karbonil) dan gugus –OH (hidroksil). Dari kombinasi nama kedua gugus
itu pulahlah
diperoleh nama karboksil. Gugus karboksil adalah gugus fungsi pada
golongan asam
karboksilat.
4. Gugus -NH2 (
amino ), terdapat pada senyawa amina primer dan asam amino.
5. Gugus -OR (
alkoksi ), gugus alkoksi terdapat pada golongan eter.
6. Gugus -NHR dan -NR1R2,
kedua gugus ini merupakan turunan dari gugus -NH2, dan
terdapat pada amina primer dan amina sekunder.
7. Gugus-gugus turunan
dari -COOH (karboksilat ).
Asam karboksilat
Asam karboksilat adalah asam lemak, karena
itu hanya sedikit mengurai dalam air memberikan H+ dan anion karboksilat. Salah
satu anggota keluarga asam karboksilat, yaitu asam asetat. Asam asetat adalah
cairan jernih berbau sangat asam dan umumnya digunakan sebagai larutan cuka
asam. Asam asetat kadarnya 100% pada suhu 16,6 0C akan membeku menjadi kristal
yang menyerupai es, dalam keadaan ini disebut juga cuka es. Di alam dijumpai
pula asam format, atau sam semut, HCOOH. Asam format yang murni juga merupakan
cairan tak berwarna dan berbau menyengat, serta terasa perih bila terkena
kulit. Senyawa ini larut dalam air, alkohol dan eter pada segala perbandingan.
Di laboratorium anda dapt mensintesisnya dengan mengoksidasi metanol atau
dengan menghidrolisis klorofrom dengan hidroksida encer. Asam format mudah dioksidasi
menjadi CO2 dan H2O, dan mudah mereduksi kalium permanganat. Apabila raksa (II)
oksida dikocok dengan asam format, maka sebagian melarut sebagai raksa (II)
format. Reaksi ini dapat digunakan sebagai uji kualitatif untuk asam format. Berlawanan
dengan asam karboksilat, ester yang merupakan turunan asam karboksilat
mempunyai bau dan rasa sedap, sering diasosiasikan dengan buah-buahan dan
bunga. Pengesteran asam karboksilat dengan suatu alkohol adalah reaksi yang
dpat balik. Umumnya hanya 60-70% ester terbentuk pada kesetimbangan.
Inert
istilah inert digunakan untuk mendefinisikan
suatu zat yang tidak bereaksi
secara kimiawi. Gas
mulia
sebelumnya diketahui sebagai gas inert karena diketahui rendah tingkat
partisipasinya dalam persneyawaan kimia. Alasan mengapa hal ini terjadi adalah
karena kulit elekron terluar mereka sudah lengkap
terisi, sehingga mereka memiliki kemungkinan yang rendah untuk mendapatkan atau
kehilangan elektron. Sekarang diketahu bahwa gas ini sebenarnya bereaksi
membentuk senyawa kimia seperti xenon tetrafluorida. Namun sejumlah besar energi
dibutuhkan agar reaksi tersebut tercapai, biasanya dalam bentuk panas, tekanan,
atau radiasi, dan seringkali dibantu dengan katalis. Hasil senyawa seringkali
disimpan di dalam ruangan kering dan temperatur rendah untuk mencegah
dekomposisi kembali ke elemen semula.
Kelarutan
sering digunakan dalam beberapa faham. Kelarutan menyatakan pengertian secara
kualitatif dari proses larutan (Petruci,1987). Kelarutan juga di gunakan secara
kuantitatif untuk menyatakan komposisi dari larutan. Suatu larutan dinyatakan
merupakan ”larutan tidak jenuh” jika solute dapat ditambahkan untuk memperoleh
berbagai larutan yang berbeda dalam konsentrasinya. Dalam banyak hal, ternyata
proses penambahan solute tidak dapat berlangsung secara tidak terbatas. Suatu
keadaan akan dicapai dimana penambahan solute pada sejumlah solvent yang
tertentu tidak akan menghasilkan larutan lain yang memiliki konsentrasi lebih
tinggi (Keenan,1986).
Istilah kelarutan digunakan untuk menyatakan jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu zat pelarut atau larutan. Kelarutan bergantung pada jenis zat terlarut, ada zat yang mudah larut tetapi banyak juga yang sedikit larut.
Konsentrasi dari larutan jenuh, yaitu kelarutan, tergantung pada (Keenan,1986) :
Istilah kelarutan digunakan untuk menyatakan jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu zat pelarut atau larutan. Kelarutan bergantung pada jenis zat terlarut, ada zat yang mudah larut tetapi banyak juga yang sedikit larut.
Konsentrasi dari larutan jenuh, yaitu kelarutan, tergantung pada (Keenan,1986) :
Sifat solvent
Kelarutan yang
besar terjadi bila molekul-molekul solute mempunyai kesamaan dalam struktur dan
sifat-sifat kelistrikan dari molekul-molekul solvent. Bila ada kesamaan dari
sifat-sifat kelistrikan, misalnya momen dipol yang tinggi, antara
solvent-solvent, maka gaya-gaya tarik yang terjadi antara solute solvent adalah
kuat. Sebaliknya, bila tidak ada kesamaan, maka gaya-gaya terik solute solvent
lemah. Secara umum, padatan ionik mempunyai kelarutan yang lebih tinggi dalam
solvent polar daripada dalam pelarut non-polar. Juga, jika solvent lebih polar,
maka kelarutan dari padatan-padatan ionik akan lebih besar.
Sifat solute
Penggantian
solute berarti pengubahan interaksi-interaksi solute-solute dan solute-solvent.
Suhu
Kelarutan gas dalam air biasanya menurun jika suhu
larutan dinaikkan. Gelembung-gelembung kecil yang dibentuk bila air dipanaskan
adalah kenyataan bahwa udara yang terlarut menjadi kurang larut pada suhu-suhu
yang lebih kecil. Hal yang serupa, tidak ada aturan yang umum untuk perubahan
suhu terhadap kelrutan cairan-cairan dan padatan-padatan.
Tekanan
Kelarutan dari semua gas naik jika tekanan saham dari gas yang terletak di atas larutan dinaikkan. Secara kuantitatif, hal ini dinyatakn dalam hukum Henry, yang menyatakan bahwa pada suhu tetap perbandingan dari tekanan saham dari solute gas dibagi dengan mol fraksi dari gas dalam larutan adalah tetap.
CARA KERJA
Tekanan
Kelarutan dari semua gas naik jika tekanan saham dari gas yang terletak di atas larutan dinaikkan. Secara kuantitatif, hal ini dinyatakn dalam hukum Henry, yang menyatakan bahwa pada suhu tetap perbandingan dari tekanan saham dari solute gas dibagi dengan mol fraksi dari gas dalam larutan adalah tetap.
CARA KERJA
IV. HASIL PENGAMATAN
Larutan 1. (n – heksana)
Larutan 1 + H2O = tidak larut
Larutan 1 + H2O + NaOH = tidak
larut, menghasilkan 2 lapisan yitu n – heksana yang berada di atas dan air yang berada di bawah
Larutan 1 + H2O + NaOH + HCl =
tidak larut
Larutan 1 1 + H2O + NaOH + HCl +
H2SO4 = tidak larut
n – heksana adalah senyawa inert
Larutan 2 (formaldehid)
larutan 2 + H2O = larut
larutan 2 diuji dengan lakmus biru
= tetap biru
larutan 2 diuji dengan lakmus
merah = berubah menjadi biru
formaldehid adalah senyawa asam
karboksilat
larutan 3 (asam asetat)
larutan 3 + H2O = larut
larutan 3 diuji lakmus biru =
berubah menjadi merah
larutan 3 diuji dengan lakmus
merah = tetap merah
formaldehid adalah senyawa asam
karboksilat
larutan 4 (aseton)
larutan 4 + H2O = larut
larutan 4 diuji lakmus biru =
tetap biru
larutan 3 diuji dengan lakmus
merah = berubah menjadi biru
aseton adalah senyawa basa
larutan 5 (dietil eter)
larutan 5 + H2O = larut
larutan 5 diuji dengan lakmus biru
= tetap biru
larutan 5 diuji dengan lakmus
merah = berubah menjadi biru
dietil eter daalah senyawa basa
larutan 6 (toluena)
larutan 6 + H2O = tidak larut
larutan 6 + H2O + NaOH = tidak larut
larutan 6 + H2O + NaOH + HCl = tidak larut
larutan 6 + H2O + NaOH + HCl + H2SO4 = tidak larut
toluene adalah senyawa inert
larutan 7 (fenol)
larutan 7 + H2O = larut
larutan 7 diuji dengan lakmus biru
= tetap biru
larutan 7 diuji dengan lakmus merah = tetap merah
fenol adalah senyawa netral
larutan 8 (etilendiamin)
larutan 8 + H2O = larut
larutan 8 diuji dengan lakmus biru
= berubah menjadi merah
larutan 8 diuji dengan lakmu merah
= tetap merah
etilendiamin adalah senyawa basa
larutan 9 (isoamil alcohol)
IV. PEMBAHASAN
Dalam percobaan ini praktikan mencoba
memahami kelarutan beberapa senyawa organik. Karena yang kita ketahui senyawa organik merupakan senyawa kimia yang mengandung karbon
(C). Kelarutan menyatakan secara
kulaitatif dari proses larutan. Yaitu
menyatakan jumlah maksum yang dapat terlarut dalam sejumlah tertentu zat
terlarut atau larutan. Uji kelarutan senyawa organik ini bertujuan untuk
mengetahui mengapa suatu senyawa dapat larut dan dapat menentukan apakah suatu
senyawa termasuk basa kuat, asam lemah, asam kuat atau suatu zat netral.
Prinsip uji kelarutan ini dengan panambahan aquades.
Sampel
senyawa organic yang digunakan berjumlah 9 yaitu n- heksana, formaldehid, asam
asetat, aseton, dietil eter, toluene, feno, etilendiamin, dan isoamil alcohol.
Dimulai dengan kelarutan n – hesana, Heksana mempunyai Rumus fungsi CH3(CH2)4CH3)
di uji kelarutannya untuk menentukan termasuk senyawa apa. N-heksana ditambahkan dengan H2O
tidak larut, dan terbentuk dua fasa. Dibagian atas adalah n-heksana dan
dibagian bawah adalah air. Hal ini terjadi karena air merupakan senyawa polar
sedangkan n-heksana adalah senyawa non-polar sehingga terjadi pemisahan. Selain
itu dari berat jenis, berat jenis Air lebih bersar dari pada n-heksana sehingga
air berada di bagian bawah. Air = 1 g/mL sedangkan n-heksana 0,6548 g/mL.
setelah itu ditambahkan dengan NaOH tetap tidak larut. Dan ketika di tambahkan
HCl dan H2SO4 tetap tidak larut. Berdasarkan tabel pada
teori menunjukan bahwa n-heksan termasuk pada senyawa alkana inert. Inert adalah tidak bereaksi
dengan solute.
Formaldehida,
adalah senyawa organic dengan rumus molekul CH2O pengujian larutan ini pertama dengan
menggunakan H2O yang hasilnya adalah larut karena berat jenis formaldehid lebih
besar dari pada air. Larutan formaldehid dan air kemudian diuji dengan kertas
lakmus biru yang ternyata mengalami perubahan menjadi merah dan lakmus erah
tetap merah. Sehingga berdasarkan bagan pengamatan senyawa ini adalah jenis
asam karboksilat
Asam asetat, mempunyai nama alternatif Asam
metanakarboksilat, Asetil hidroksida (AcOH), Hidrogen asetat (HAc), Asam cuka.
Dengan rumus molekul CH3COOH.
Asam asetat ini diuji kelarutannya, mula-mula dengan penambahan H2O.
Penambahan air ini menyebabkan asam asetat larut. Hal ini karena berat jenisnya
lebih besar dari air yaitu 1,049 g/L.. Larutan asam asetat dalam air merupakan
sebuah asam lemah artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+
dan CH3COO-.
CH3COOH
+ H2O → H+ + CH3COO-
Setelah itu asam asetat yang telah ditambahkan
dengan air. diambil beberapa tetes lalu ditetesi pada lakmus merah dan biru.
Ternyata lakmus biru berubah jadi merah dan lakmus merah tetap merah. Karena,
asetat dapat dilepaskan sebagai ion H+ (proton), sehingga memberikan
sifat asam. Asam asetat adalah asam lemah monoprotik dengan nilai pKa=4.8. Basa
konjugasinya adalah asetat (CH3COO−). Hal ini menunjukan bahwa asam asetat termasuk
senyawa asam karboksilat.
Aseton, adalah seyawa dengan rumus
molekul CH3COCH3 saat dialrutkan dalam air aseton akan
larut karena kelarutannya dalam air sanagt tinggi bahkan dapat larut dalam
berbagai perbandingan. Kemudian larutan aseton dengan air diteteskan pada
kertas lakmus merah dan biru dan ternyata hasilnya adalah lakmus meah berubah
menjadi biru dan lakmus biru tetap biru sehingga dari bagan jenis seyawa
organik dapat dikatakan bahwa aseton merupakan senyawa basa (amina dengan BM
rendah) namun pada kenyataanya aseton merupakan jenis senyawa keton karena
memiliki gugus
Dietil
eter adalah senyawa organic dengan rumus molekul (C2H5)2O.
pengujian kelarutannya adalah dengan menggunkan air ia tidak larut karena dietil eter merupakan salah satu
senyawa alcohol yang tidak dapat larut dalam air, mungkin bisa namun hanya
sedikit larut. Setelahnya ditambahkan NaOH ke dalam larutan tersebut namun
tetap saja dietil eter tidak larut, dan setelah ditambhakan HCl barulah larutan
ini bisa larut. Sehingga dari bagan kelarutan senyawa organic dietil eter
termasuk ke dalam basa.
Toluen
merupakan senyawa dengan rumus molekul C7H8 (C6H5CH3)
dan memiliki kelarutan dalam air Kelarutan dalam air 0,47 g/L (20-25 °C).
Dengan Densitas 0,8669 g/mL, zat cair. Dibandingkan dengan densitas air, air
lebih besar dari pada toluen sehingga toluen tidak larut ketika ditambahkan
dengan air. ketika ditambahkan dengan NaOH 5% tidak larut. Namun ketika
ditambahkan dengan H2SO4 terbentuk 2 fasa. Yang paling
atas berwarna putih sedangkan yang bawah bening(tidak larut). Hal ini
menunjukan bahwa toluen termasuk senyawa inert aromatik.
Fenol merupakan senyawa organic dengan rumus kimianya adalah C6H5OH.
Saat dilakukan pengujian terhadap kelarutan dalam air fenol ternyata larut
dalam air, ini karena kelarutan fenol dalam air mencapai 8,3 gram/100 ml. Fenol adalah senyawa turunan benzena
yang salah satu atom hidrogennya tersubstitusi oleh gugus hidroksi (-OH).
Dengan demikian fenol mempunyai rumus molekul C6H5OH.
Walaupun mempunyai gugus fungsi alkohol, sifat fenol berbeda dengan alkohol. Fenol
mempunyai gugus hidroksi yang terikat pada karbon tak jenuh. Fenol mempunyai
keasaman yang tinggi karena cincin aromatik yang bergandengan kuat dengan
oksigen dan cenderung memutuskan ikatan antara oksigen dan hydrogen.
Namun dalam percobaan yang telah
dilakukan fenol yang telah larut dalam air diteteskan pada kertas lakumus merah
dan biru namun hasilnya tidak terjadi perubahan warna pada kedua kertas lakmus.
Ini mengindikasikan bahwa fenol bersifat netral.
Etilendiamin, seyawa organic dengan
rumus kimia C2H4(NH2)2 saat dilarutkan
dengan air senyawa ini tidak larut didalamnya, namun sebenarnya bukan tidak
larut namun hanya sedikit larut karena kelarutannya dalam air adalah 0.90 g/ml.
sehingga larutan etilendiamin dan air ini ditambahkan dengan NaOH dan hasilnya
tetap tidak larut barulaha saayt ditambahkan dengan HCl bisa larut dengan
sempurna. Ini berarti senyawa etilendiamin merupakan senyawa organic yang
sifatnya basa.
V. KESIMPULAN
Dalam percobaan kali ini yaitu menentukan jenis senyawa organic berdasarkan
kelarutannya sehingga didapatkan bahwa
n- heksana merupakan senyawa organic inert
formaldehida merupakan senyawa organic asam karboksilat
asam asetat merupakan senyawa organic asam karboksilat
aseton merupakan senyawa organic basa (Amina BM rendah)
dietil eter merupakan senyawa organic basa
toluena merupakan senyawa organic inert
fenol merupakan senyawa organic netral
etilendiamin merupakan senyawa organic basa
isoamil
alkohol merupakan senyawa organic
REFERENSI